Nabi mereka menjawab:"Mungkin sekali jika kamu
nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang".
Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau
berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak
kami?'.
Maka tatkala perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling kecuali beberapa saja diantara
mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa yang orang-orang Dzalim.
(QS.Al-Baqarah:246).
Kemudian Nabi Samuel
menyatakan bahwa Allah telah mengangkat Thalut, seorang petani dan peternak
miskin dari desa menjadi raja mereka dan keputusan itu telah dibangkang
sepenuhnya oleh mereka.
Nabi mereka mengatakan kepada
mereka:"Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu".
Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?".
Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah
memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa".
Allah memberikan pemerintahan
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha
Mengetahui. (QS.Al-Baqarah:247).
Dan Nabi Mereka mengatakan
Kepada Mereka: "Sesungguhnya
tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya Tabut kepadamu, didalamnya
terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun. (QS.Al-Baqarah:248)". Dimana Tabut adalah suatu peti kayu
yang berlapiskan emas.
Ketika Thalut membawa bala tentaranya sejumlah 80.000 orang (riwayat lain 300.000 orang) untuk melawan tentara Jalut termasuk didalamnya Nabi Daud AS. Thalut berkata:
"Sesungguhnya
Allah akan
menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa diantara kamu meminum airnya;
bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa yang tiada meminumnya, kecuali menceduk
seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. (QS.Al-Baqarah:249)".
Maka
tibalah mereka pada sebuah sungai antara Urdus (Jordan) dan Palestin, nafsu
mereka mengalahkan segalanya. Banyak dari tentara Thalut melanggar perintah
tersebut dengan meminum air sepuas-puasnya pada sungai tersebut. Dan tentara
Thalut menyusut menjadi 319 orang (riwayat lain 313 orang) yang tetap taat
terhadap perintah Thalut dengan minum secukupnya.
Setelah
itu meneruskan perjalanan, Thalut dan orang-orang yang beriman bersamanya
menyeberangi sungai itu, mereka yang tidak taat berkata:
"Tak
ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.
(QS.Al-Baqarah:249)".
Namun
bagi mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah
pula berkata:
"Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah
beserta orang-orang yang sabar.
(QS.Al-Baqarah:249)".
Maka,
semakin berkuranglah tentara Thalut yang terus berjuang. Mereka berhasil
melewati ujian-ujian Allah. Mereka sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti orang-orang
yang luntur iman mereka yang keluar sebelum sempat berhadapan dengan bala
tentara Jalut.
Dan
ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdo'a:
"Ya
Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami
dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS.Al-Baqarah:250)".
Meskipun
dengan jumlah tentara yang sedikit, Thalut tetap maju melawan Jalut. Kedua
pasukan pun bertemu dan terjadilah perang tanding satu lawan satu. Daud AS juga
mendapat giliran. Ia berani melawan Jalut, pemimpin pasukan lawan. Melihat
sosok kecil Daud AS, Jalut meremehkannya dengan menggertak:"Enyahlah
kau, aku tidak suka membunuh anak kecil".
Tidak
mau kalah, Daud menyahut:"Aku suka membunuhmu".
Serangan
Daud ternyata merepotkan Jalut. Daud mampu mengalahkan, bahkan membunuh Jalut.
Dengan demikian, pasukan Thalut memetik kemenangan. Keberhasilan Daud ini
menjadi buah bibir di kalangan Bani Israil.
Setelah
beberapa tahun berlalu Raja Thalut wafat dan akhirnya Allah
memberikan kekuasaan pada Daud
menggantikan Thalut dan mengangkat Daud menjadi Nabi.
Kemudian Allah
memberikan kepadanya (Daud)
pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya
apa yang dikehendaki-Nya. (QS.Al-Baqarah:251)".
0 comments:
Post a Comment